Lamongan | klikku.id – Festival Dayung Tejoasri 2025 kembali menjadi magnet wisata dan penggerak ekonomi warga. Ajang olahraga tradisional yang berlangsung di Bengawan Mati, Kecamatan Laren, Minggu (14/9/2025), itu menghadirkan suasana meriah sekaligus peluang besar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi yang hadir membuka acara mengatakan, festival tahunan tersebut kini naik kelas menjadi tingkat provinsi setelah sejak 2023 rutin digelar di Desa Tejoasri.
“Festival ini bukan sekadar lomba dayung, melainkan pemantik potensi sosial, budaya, pariwisata, dan ekonomi lokal. Lebih dari 100 UMKM ikut meramaikan dan mendapat ruang promosi,” kata Yuhronur.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi sektor UMKM di Lamongan pada 2024 mencapai 4,81 persen. Pemerintah daerah berkomitmen menjaga momentum itu dengan mendorong berbagai agenda berbasis partisipasi masyarakat.
Kepala Desa Tejoasri Yusuf Bachtiar menjelaskan, Festival Dayung tidak hanya melombakan kecepatan mendayung di atas Bengawan Mati, tetapi juga menyelipkan pesan sejarah.
“Bengawan Solo pernah menjadi pusat peradaban dan jalur perdagangan penting. Spirit kejayaan itu kami hidupkan lagi melalui festival ini,” ujarnya.
Sebanyak 64 tim dari berbagai desa di Jawa Timur turun di lomba dayung tahun ini. Selain kompetisi, pengunjung disuguhi pertunjukan kolosal legenda Joko Tingkir, prosesi adat Siram Tukon Banyu, hingga bazar kuliner khas daerah.
Hasil lomba mencatat tim Desa Tebaloan (Gresik) sebagai juara pertama. Posisi kedua ditempati Desa Kabalan (Bojonegoro), disusul Desa Tambaklekok (Pasuruan) di peringkat ketiga, dan juara harapan diraih Desa Parengan (Lamongan).
Dengan hadiah total Rp20 juta, suasana persaingan berlangsung seru sekaligus hangat. Festival Dayung Tejoasri pun membuktikan tradisi sungai tak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga mendorong geliat ekonomi Lamongan dan sekitarnya. R3D