Trenggalek | klikku.id – Ribuan warga tumplek blek di Alun-alun Trenggalek sejak Minggu (28/9) sore. Mereka berjubel ingin menyaksikan pembukaan Festival Jaranan Trenggalek Terbuka (FJTT) ke-29 yang berlangsung meriah hingga malam hari.
Tahun ini, festival jaranan terbesar di Jawa Timur itu tampil beda. Selama tujuh hari penuh, kelompok-kelompok jaranan dari dalam dan luar Trenggalek unjuk gigi lewat atraksi khas: mulai dari tari jaranan, barongan, gamelan, hingga kolaborasi musik lintas budaya.
Yang bikin heboh, seniman mancanegara juga ambil bagian. Yuliana Mar Orduno asal Meksiko, misalnya, memadukan tari Quetzalcoatl dengan gamelan jaranan dan alat musik ocarina.
Sementara Martina Fieirtag dari Jerman, koreografer Dimar Dance Theater, menyajikan gerak koreografi kontemporer yang berpadu dengan tradisi lokal.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama istrinya, Novita Hardini, hadir langsung membuka festival. “Welcome to Trenggalek The Jaranan World. Kami ingin Trenggalek jadi rumahnya jaranan dunia,” tegasnya.
Menurutnya, jaranan tidak sekadar tontonan, tapi juga sarat nilai kepahlawanan dan pengendalian diri.
Apresiasi juga datang dari pusat. Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif Dessy Ruhati menilai FJTT konsisten menjadi motor ekonomi kreatif daerah.
“Ini bukan sekadar pertunjukan seni. Ada kuliner, kriya, sampai digital marketing yang ikut bergerak,” katanya.
Asisten Deputi Strategi Event Kemenparekraf, Fransiskus Handoko, bahkan menyebut festival ini berpotensi masuk jajaran Karisma Event Nusantara (KEN) 2026. Artinya, FJTT bisa naik kelas jadi agenda budaya nasional, bahkan internasional.
Dengan antusiasme ribuan penonton, dukungan komunitas seni, serta konsistensi penyelenggaraan 29 tahun tanpa putus, Trenggalek makin mantap menahbiskan diri sebagai pusat jaranan dunia sekaligus destinasi budaya unggulan Jawa Timur. R3D