Surabaya | klikku.id – Inovasi pangan berkelanjutan kembali lahir dari tangan mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR).
Tiga mahasiswa lintas jurusan menciptakan GARNUSA, beras analog cepat saji berbahan umbi garut dan tulang ikan yang dapat matang tanpa dimasak berkat teknologi self-heating.
Produk ini membawa mereka melaju hingga tahap pendanaan nasional dalam ajang Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen, dan Keuangan (KBMK) 2025 yang digelar Kemendikbudristek RI.
Tim bernama Swasembada ini beranggotakan Mohammad Pradana Setyawan (D4 Teknologi Radiologi Pencitraan), Muhammad Kevin Mulki Hakim (S1 Teknik Industri), dan Irvan Betrando Banjarnahor (S1 Manajemen).
“Kami sempat ragu ide ini bisa diterima. Tapi setelah dua hari dua malam tanpa tidur, semua kerja keras terbayar,” ujar Irvan, ketua tim, Kamis (9/10).
Menurut Kevin, ide GARNUSA muncul dari fenomena masyarakat perkotaan yang makin bergantung pada makanan cepat saji tinggi gula dan rendah gizi.
“Kami ingin menghadirkan alternatif makanan praktis yang tetap sehat,” katanya.
GARNUSA dibuat dari umbi garut, sumber karbohidrat lokal yang rendah glikemik, lalu difortifikasi dengan nano kalsium dari tulang ikan untuk menambah nilai gizi.
Dengan teknologi self-heating, produk ini bisa langsung disantap hanya dengan menambahkan air tanpa perlu dimasak.
Selain mengedepankan kesehatan, GARNUSA juga ramah lingkungan. Limbah tulang ikan diolah menjadi kalsium alami, sementara kemasannya menggunakan bahan biodegradable agar mudah terurai.
“Inovasi ini bukan sekadar soal pangan, tapi juga soal keberlanjutan. Kami ingin memberi nilai tambah pada limbah ikan dan umbi garut yang selama ini belum dimanfaatkan,” jelas Kevin.
Tim Swasembada berharap GARNUSA bisa menjadi inspirasi pengembangan produk lokal bernilai tinggi. Selain memperkuat sektor pertanian dan perikanan, GARNUSA juga mendukung program pembangunan berkelanjutan (SDGs) melalui inovasi ramah lingkungan.
“Kami ingin GARNUSA jadi pelopor beras instan sehat buatan anak bangsa. Inovasi ini bukti bahwa mahasiswa UNAIR mampu menjawab tantangan pangan masa depan,” tutup Kevin. @Man