SEMARANG | klikku.id – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyoroti tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Menurutnya, kondisi tersebut menjadi alarm serius bagi dunia pendidikan vokasi di Indonesia.
“SMK seharusnya mencetak tenaga kerja siap pakai, tapi justru jadi penyumbang pengangguran tertinggi. Artinya, sistemnya harus dibenahi dari hulu sampai hilir,” ujar Cak Imin saat menghadiri Kick Off Pesantren Inklusif Berdaya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/10/2025).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK mencapai 8 persen, tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan lain.
Sementara, TPT lulusan SMA berada di angka 6,35 persen, dan perguruan tinggi 6,23 persen. Secara nasional, TPT Indonesia berada di 4,76 persen atau sekitar 7,28 juta orang.
Menjawab tantangan itu, Cak Imin menggagas program “SMK Go Global” sebagai langkah konkret menekan pengangguran dan memperkuat daya saing tenaga kerja muda.
“Presiden insyaallah setuju. Program ini akan menyiapkan beasiswa dan pelatihan vokasi berbasis kebutuhan industri. Targetnya, lulusan SMK bisa langsung terserap kerja, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” tegasnya.
Melalui program ini, pemerintah ingin memperkuat link and match antara sekolah, dunia industri, dan lembaga pelatihan kerja. Kurikulum akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar global, termasuk peningkatan kemampuan digital dan bahasa asing.
“Masalah ini harus dibenahi dari dua sisi, kurikulum dan penyaluran kerja. Pendidikan vokasi harus jadi solusi, bukan sumber masalah,” tandasnya.
Cak Imin juga menegaskan bahwa transformasi pendidikan vokasi menjadi prioritas dalam agenda pembangunan SDM nasional, agar Indonesia bisa menghasilkan tenaga kerja terampil, produktif, dan kompetitif di pasar global. R3d

