BANGKALAN | klikku.id – Produksi garam di Madura kini makin efisien dan berkualitas. Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) membantu para petambak di Kabupaten Bangkalan beralih ke teknologi geomembran, yang terbukti mempercepat proses panen sekaligus meningkatkan mutu garam.
“Dengan geomembran, hasil produksi jauh lebih bagus dan masa panen bisa dipangkas hingga separuh waktu,” ujar Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Bangkalan, Achmad Hidayat, Kamis (30/10).
Teknologi geomembran menggunakan lembaran plastik HDPE (High Density Polyethylene) sebagai alas dasar tambak garam.
Lembaran ini mencegah air meresap ke tanah, menghindari kontaminasi, dan mempercepat proses penguapan sekaligus kristalisasi garam lewat pantulan panas matahari.
“Kalau dengan cara manual butuh waktu sekitar sebulan, geomembran hanya 14 hari sudah bisa panen. Selain lebih cepat, garam yang dihasilkan juga lebih putih, bersih, dan bernilai jual tinggi.” terangnya.
Program bantuan ini menjadi bagian dari upaya Pemprov Jatim mendorong kemandirian petambak lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap garam impor.
Tahun ini, satu kelompok usaha garam di Bangkalan mendapat bantuan alat geomembran, dan diharapkan jumlahnya terus bertambah.
“Biayanya memang cukup tinggi, tapi sebanding dengan hasil yang diperoleh,” imbuh Hidayat.
Selain di Bangkalan, teknologi ini juga mulai diterapkan di sejumlah tambak garam di Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Menurut Hidayat, jika penggunaan geomembran diperluas secara merata di Madura, gerakan stop impor garam nasional yang dicanangkan pemerintah bisa lebih cepat terealisasi.
“Produksi garam lokal akan meningkat drastis. Jika kualitasnya stabil dan volumenya cukup, otomatis impor tidak lagi diperlukan,” tegasnya.
Dengan inovasi ini, Madura kian mempertegas posisinya sebagai lumbung garam nasional, berkat sinergi antara petambak, pemerintah daerah, dan teknologi modern. R3d
