Sumenep | klikku.id – Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (Unair) menggandeng Bumdes Setia Makmur di Desa Kalianget Barat untuk mengembangkan budidaya melon yang terintegrasi dengan teknologi energi surya dan pemasaran digital.
Program ini bagian dari kegiatan internasional Sustainable Energy and Green Technology Applications (SEGTA) 2025, Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB), dan Airlangga Community Development Hub (ACDH).
Kegiatan melibatkan kolaborasi lintas fakultas, yakni Fakultas Sains dan Teknologi (FST) serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), bersama dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidik dari delapan negara. Yakni Malaysia, Thailand, Filipina, Palestina, Tiongkok, Bangladesh, Sudan, dan Gambia.
Wakil Dekan III FTMM, Prof. Dr. Ir. Retna Apsari MSi, mengatakan kerja sama ini diharapkan mewujudkan kemandirian pangan desa melalui produk unggulan.
“Selain melon, potensi lain seperti lele, keripik singkong, dan amplang juga bisa diangkat,” ujarnya, Minggu (10/8/2025).
Kepala Dinas PMD Sumenep, Anwar Syahroni Yusuf, menyebut 20 persen dana desa dialokasikan untuk ketahanan pangan sesuai potensi lokal.
“Di sini fokusnya melon dan lele. Dengan teknologi surya, produksi bisa lebih efisien,” katanya.
Direktur Bumdes Setia Makmur, Drs. Sayuti Jalaluddin MSi, memaparkan melon varietas Inthanon dipilih karena cocok dengan kondisi tanah desa.
“Dalam 70 hari panen, berat rata-rata 1,8–2,4 kilogram, rasa manis. Pembeli bahkan ada yang datang dari Semarang. Harga jualnya Rp25–30 ribu per kilogram,” tutur pensiunan guru SMKN 1 Sumenep ini.
Program ini juga melatih warga mengelola budidaya secara modern dan memasarkan produk secara digital. Sehingga hasil pertanian lokal punya daya saing lebih tinggi di pasar regional maupun nasional. R3d