Surabaya | klikku.id – Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa 2025 resmi bergulir di Ballroom Al-Marwah, Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (12/9/2025).
Acara yang diprakarsai Bank Indonesia bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) ini menghadirkan beragam agenda selama tiga hari, 12–14 September.
kegiatannya dalam bentuk seminar, talkshow, business matching, hingga showcase produk UMKM dan pesantren.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Ibrahim, menegaskan FESyar 2025 bukan sekadar seremoni tahunan.
“Ini gerakan bersama memperkuat ekosistem ekonomi syariah di daerah, menghubungkan pelaku usaha, pesantren, perbankan, dan pemerintah. Semua pihak adalah pilar penting,” ujarnya.
Menurut Ibrahim, tahun ini FESyar fokus pada pertumbuhan, inklusi, dan digitalisasi. Sekaligus menjadi rangkaian menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, Oktober mendatang.
Pada hari pertama, komitmen bisnis sudah mencatat kesepakatan pembiayaan Rp15,38 miliar dan perdagangan Rp7,9 miliar dari target masing-masing Rp25 miliar dan Rp10 miliar. “Angka ini sudah melampaui capaian tahun lalu,” tambahnya.
Festival yang mengusung tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Regional” ini, juga melibatkan 38 pesantren mitra, UMKM halal, dan program One Pesantren One Product (OPOP).
Empat klaster kegiatan yang dihadirkan meliputi showcasing, edukasi, business matching, dan kompetisi, termasuk halal make up challenge, lomba tahfiz cilik, hingga business plan syariah.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang hadir dalam pembukaan mengapresiasi sinergi BI, MUI, dan berbagai pemangku kepentingan dalam mengembangkan industri halal.
Ia menekankan pentingnya perbankan syariah yang dikelola oleh SDM yang benar-benar memahami prinsip syariah, bukan sekadar label.
“Kita harus memastikan seluruh proses, termasuk Rumah Potong Hewan dan Rumah Potong Unggas halal, berjalan sesuai prinsip. Bahkan penyembelih wajib menjaga ibadahnya agar kehalalannya terjamin,” tegas Khofifah.
Menurutnya, keberadaan RPH halal sangat strategis. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik. Tetapi juga membuka peluang besar memasok daging halal bagi jamaah haji dan umrah.
“Pasar daging halal dunia sangat luas. Jawa Timur siap menjadi pemasok utama,” ujarnya optimistis.
Khofifah menambahkan, Indonesia kini berada di posisi ketiga dunia berdasarkan Global Islamic Economy Indicator.
“Dari Jawa untuk Indonesia, bahkan untuk dunia. FESyar 2025 harus menjadi momentum lahirnya rekomendasi strategis yang bisa direplikasi di berbagai daerah,” tandasnya.
Agenda FESyar semakin semarak dengan kajian senja bersama Ustadz Hanan Attaki, lomba qasidah rebana, hingga seminar Unlocking Halal Markets di Universitas Ciputra.
Malam harinya, talkshow pemberdayaan lembaga syariah memantik diskusi tentang peluang industri halal di era digital.
Dengan rangkaian agenda yang padat dan melibatkan banyak pihak, FESyar 2025 diharapkan tak hanya menjadi panggung pameran. Tetapi juga motor penggerak ekonomi syariah, dari pesantren hingga pasar global. @Man
