Surabaya | klikku.id – Misi dagang dan investasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Sumatera Selatan (Sumsel) kembali mencetak rekor.
Gelaran yang berlangsung di Hotel Wyndham Opi Palembang, Senin (29/9), menghasilkan transaksi final senilai Rp1.000.055.301.000.
Nilai ini melonjak lebih dari tiga kali lipat dibanding capaian tahun 2020 yang hanya Rp306,55 miliar.
“Alhamdulillah, misi dagang di Sumsel kali ini sukses dengan transaksi lebih dari Rp1 triliun. Agenda ini menjadi upaya memperluas pasar bagi pelaku usaha Jatim sekaligus memperkuat rantai pasok dan hilirisasi produk daerah,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Rabu (1/10).
Produk unggulan Jatim yang paling diminati Sumsel antara lain olahan unggas, susu, daging ayam, rokok, ikan beku, gula merah, beras, kerupuk, dori fillet, mesin las, sepatu olahraga, hingga bibit bawang merah. Total nilai transaksi dari Jatim ke Sumsel mencapai Rp904,86 miliar.
Sebaliknya, pelaku usaha Jatim juga memborong komoditas asal Sumsel senilai Rp95,18 miliar. Di antaranya kelapa, veneer kayu, madu, dan ayam fillet. “Skema dua arah ini memperlihatkan rantai pasok antarprovinsi yang saling melengkapi,” tambah Khofifah.
Forum dagang ini semakin memperkuat posisi Jatim sebagai motor ekonomi nasional. Pada Triwulan II-2025, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat 5,23 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12 persen.
Total PDRB ADHB semester I-2025 Jatim mencapai Rp1.668,6 triliun, setara 14,44 persen PDB nasional dan 25,36 persen PDRB Pulau Jawa.
Dari sisi perdagangan, Jatim mencatat surplus Rp120,61 triliun pada semester I-2025. Bahkan, pada perdagangan antarwilayah nasional 2023, Jatim meraih surplus terbesar di Indonesia dengan nilai Rp209 triliun.
Sejak 2019, Pemprov Jatim sudah menggelar 43 misi dagang domestik dengan nilai komitmen Rp17,39 triliun, melibatkan 2.812 pelaku usaha. Khusus tahun 2025, misi di Palembang ini menjadi agenda kedelapan.
Tak hanya dalam negeri, Jatim juga mengincar pasar global. Lima misi dagang internasional sejak 2022 hingga 2024 di Riyadh, Kuala Lumpur, Dili, Hong Kong, dan Osaka menghasilkan potensi transaksi Rp1,7 triliun.
Pada 2024, total ekspor Jatim (domestik dan internasional) mencapai Rp1.499,86 triliun, sedangkan impor Rp1.311,93 triliun. Neraca perdagangan surplus Rp187,93 triliun.
Selain transaksi dagang, forum di Palembang ini juga melahirkan sejumlah perjanjian kerja sama antara OPD, BUMD, dan asosiasi pelaku usaha dari kedua provinsi. In.Joe.nesia
