Surabaya | klikku.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), untuk memeriksa kekuatan struktur bangunan seluruh pondok pesantren (ponpes) di Jawa Timur, menyusul tragedi robohnya musala di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, yang menelan korban jiwa.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang juga Ketua Ikatan Alumni ITS Jawa Timur, mengatakan kerja sama ini sudah dibahas dan segera direalisasikan dengan pembentukan tim teknis khusus.
“Kami nanti dengan alumni ITS akan bergerak ke seluruh pondok di Jawa Timur untuk membantu menghitung kekuatan bangunannya,” ujar Eri, Senin (13/10).
Langkah ini, kata Eri, menjadi bentuk antisipasi agar peristiwa serupa tak terulang. ITS akan melakukan audit teknis terhadap struktur bangunan, mulai dari pondasi, material, hingga kelayakan ruang ibadah dan asrama.
“Kalau hasil pemeriksaan menunjukkan ada bangunan yang tidak aman, maka akan direkomendasikan perbaikan menyeluruh,” imbuhnya.
Untuk pondok pesantren di Surabaya sendiri, Pemkot akan lebih dulu memeriksa kelengkapan izin mendirikan bangunan (IMB). Bagi ponpes yang belum memiliki izin, akan diberikan kesempatan untuk melengkapi dokumen legalitasnya.
“Kalau tidak bisa melengkapi, ya pilihannya tutup sementara atau segera urus izin. Karena semua bangunan harus sesuai aturan, apalagi untuk tempat pendidikan,” tegasnya.
Pemkot juga tengah melakukan pendataan menyeluruh terhadap seluruh ponpes di Surabaya untuk mengetahui kondisi fisik bangunan dan kelengkapan perizinan.
Hasil pendataan itu nantinya akan menjadi dasar untuk program intervensi perbaikan bangunan secara bertahap.
“Sebagian besar ponpes sudah berdiri lama dan banyak yang kondisinya menua. Ini waktunya kita turun tangan memastikan keamanan mereka,” tutup Eri. In.Joe.nwsia
