Surabaya | klikku.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali menorehkan prestasi tingkat nasional. Ia dianugerahi Pesantren Award 2025 oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, atas kiprahnya dalam memperkuat tiga fungsi utama pesantren: pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
Penghargaan berupa piala dan piagam kehormatan itu diserahkan langsung oleh Menag Nasaruddin kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jatim, Tiat S. Suwardi, yang mewakili Gubernur Khofifah dalam acara penganugerahan tersebut.
Dalam keterangannya di Surabaya, Khofifah menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas penghargaan itu. Ia menegaskan bahwa pesantren memiliki peran sentral dalam menjaga nilai-nilai moral dan karakter bangsa di tengah derasnya arus modernisasi.
“Pesantren adalah oase kesejukan yang mengajarkan Islam yang ramah, toleran, dan penuh kasih sayang,” ujar Khofifah.
Menurutnya, nilai-nilai seperti keikhlasan, kesederhanaan, dan cinta Tanah Air yang diajarkan di pesantren menjadi fondasi penting dalam membentuk masyarakat berkarakter dan berkeadaban.
Ia juga menekankan pentingnya peran santri dan pesantren sebagai penggerak kemajuan masyarakat yang berkeadilan dan berperadaban.
“Santri dan pesantren harus mampu menjadi motor penggerak perubahan, tidak hanya di bidang keagamaan, tapi juga sosial dan ekonomi,” tambahnya.
Menag Nasaruddin Umar dalam sambutannya menyebut bahwa penghargaan tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk gerakan nasional memperkuat ekosistem pesantren.
Ia menilai, sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga keagamaan seperti yang dilakukan Pemprov Jatim perlu menjadi contoh bagi daerah lain.
Data Kementerian Agama mencatat, saat ini terdapat 42.369 pesantren di Indonesia dengan lebih dari 6,2 juta santri. Selain itu, ada lebih dari 104 ribu Madrasah Diniyah Takmiliyah dan hampir 196 ribu TPQ yang menjadi bagian dari sistem pendidikan Islam di Tanah Air.
Ke depan, Kemenag berkomitmen memperluas dukungan terhadap pesantren, terutama dalam peningkatan mutu pendidikan, penguatan ekonomi, dan digitalisasi lembaga.
“Pesantren tidak hanya penjaga tradisi, tapi juga pelaku aktif dalam membangun masa depan bangsa,” tegas Menag Nasaruddin Umar. In.Jo3.nwsia
