Ekonomi Bisnis Pemerintahan

Rabu, 5 November 2025 - 15:28 WIB

6 hari yang lalu

logo

Bank Indonesia Dorong Sinergi Perkuat Daya Tarik Investasi Jawa Lewat JREF 2025

SURABAYA | klikku.id – Bank Indonesia (BI) bersama kementerian/lembaga dan pemerintah daerah se-Pulau Jawa berkomitmen memperkuat sinergi untuk meningkatkan daya tarik investasi, khususnya di sektor manufaktur.

Kepala Perwakilan BI Jawa Timur Ibrahim mengatakan, komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Java Regional Economic Forum (JREF) 2025, yang digelar Selasa (4/11/2025).

“Sinergi ini kami wujudkan lewat forum JREF 2025 yang mencakup Rapat Koordinasi Wilayah dan diseminasi hasil kajian strategi penguatan investasi di Jawa,” ujar Ibrahim di sela kegiatan di Surabaya.

Dengan mengusung tema Penguatan Investasi Sektor Manufaktur dalam Mendukung Akselerasi Pertumbuhan di Wilayah Jawa, forum ini dihadiri oleh perwakilan Kemenko Perekonomian, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Kementerian Perindustrian, Kementerian PUPR, dan OJK.

Ibrahim menegaskan, BI bersama kementerian/lembaga terkait berupaya menciptakan ekosistem investasi yang kondusif, sejalan dengan Asta Cita Pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja dan industri berkelanjutan.

“Jawa adalah penopang utama ekonomi nasional. Namun masih ada tantangan di aspek infrastruktur, regulasi, dan pembiayaan. Karena itu, kami merumuskan rekomendasi strategis untuk memperkuat daya saing investasi,” jelasnya.

Beberapa rekomendasi yang dihasilkan antara lain percepatan pembangunan infrastruktur kawasan industri, peningkatan kualitas SDM, sinkronisasi kebijakan pusat-daerah, perluasan akses pembiayaan produktif, dan promosi investasi terintegrasi.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Aneka Kemenko Perekonomian, Atong Soekirman, menegaskan pemerintah terus menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui penyederhanaan perizinan, pemberian insentif fiskal, serta penguatan kawasan ekonomi.

“Integrasi kebijakan industri dan ketenagakerjaan penting agar investasi benar-benar mendorong penciptaan lapangan kerja berkualitas,” ujarnya.

Senada dengan itu, Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam dan Industri Manufaktur Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Ratih Purbasari Kania, menyebutkan realisasi investasi di Pulau Jawa hingga kuartal III 2025 mencapai Rp692,5 triliun atau 48,46 persen dari total nasional.

“Capaian ini menunjukkan Jawa masih menjadi magnet utama investasi nasional, terutama di sektor manufaktur pengolahan logam, makanan-minuman, dan kimia dasar,” kata Ratih.

Ia menambahkan, pemerintah berkomitmen memperkuat fasilitasi proyek strategis agar investasi yang masuk semakin berkualitas dan berdaya saing global.

“Pemerintah hadir memberikan kepastian, dukungan, dan kemudahan agar investasi tidak hanya memperkuat industri, tetapi juga ekonomi rakyat,” pungkasnya. AMan