Surabaya | klikku.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan akan memberikan bantuan tangan palsu kepada Nur Ahmad, warga Surabaya yang menjadi korban reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Langkah ini disampaikan Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya, sebagai bentuk komitmen pemerintah kota dalam membantu seluruh warganya yang terdampak tragedi tersebut.
“Insyaallah semua korban yang berasal dari Surabaya akan kami bantu sesuai kebutuhannya. Kalau nanti ada yang butuh tangan palsu, kaki palsu, semuanya akan kami siapkan,” tegas Eri, Kamis (16/10/2025).
Eri menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya telah melakukan pendataan lengkap terhadap seluruh korban asal Surabaya. Tujuannya agar setiap bantuan yang diberikan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.
“BPBD sudah merekap korban jiwa dan korban selamat yang masih membutuhkan bantuan lanjutan. Kami turun langsung karena mereka adalah warga Surabaya yang wajib kami dampingi,” tambahnya.
Selain bantuan fisik, Pemkot Surabaya juga akan memberikan pendampingan psikologis kepada para korban dan keluarganya.
“Kami prioritaskan pendampingan trauma terlebih dahulu supaya mereka bisa pulih dan kembali beraktivitas seperti biasa. Setelah itu, kami siapkan pendampingan jangka panjang,” jelas Eri.
Berdasarkan data Pemkot Surabaya, terdapat 30 korban selamat asal Surabaya dalam insiden ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny.
Sebagian besar mengalami luka ringan seperti lecet dan cedera kepala ringan, sementara Nur Ahmad harus menjalani amputasi akibat luka berat yang dialaminya.
“Pemkot akan terus mendampingi mereka, tidak hanya saat ini, tapi juga untuk masa depannya,” tutup Eri. In.Jo3.nwsia
