Kesehatan Peristiwa

Kamis, 23 Oktober 2025 - 18:29 WIB

3 minggu yang lalu

logo

Udara Surabaya Tercemar Mikroplastik, Air Hujan Juga Terpapar

SURABAYA | klikku.id – Penelitian terbaru yang dilakukan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) bersama Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) mengungkap fakta mencengangkan, udara di Surabaya mengandung mikroplastik dalam jumlah signifikan.

Bahkan, temuan ini menunjukkan bahwa air hujan di kota ini ikut terkontaminasi akibat polusi udara tersebut.

Penelitian yang dilakukan antara Mei hingga Juli 2025 di 18 kota/kabupaten di Indonesia menemukan partikel mikroplastik di udara di seluruh lokasi pemantauan.

Surabaya tercatat berada di peringkat ke-8 nasional dengan 12 partikel mikroplastik per dua jam per 90 cm², terdiri atas 5 partikel jenis fiber dan 7 jenis fragmen.

Sementara itu, Jakarta Pusat menempati posisi teratas dengan 37 partikel, disusul Jakarta Selatan (30), Bandung (16), dan Semarang (13). Di posisi terbawah, Malang menjadi kota dengan kadar mikroplastik udara terendah, hanya 3 partikel.

Menurut Prigi Arisandi, Founder Ecoton, udara yang tercemar mikroplastik otomatis memengaruhi kualitas air hujan.

“Air hujan membersihkan atmosfer, termasuk menyerap partikel plastik mikroskopis di udara. Jadi, ketika udara kotor oleh mikroplastik, air hujan pun ikut terkontaminasi,” ujarnya kepada Suara Surabaya, Kamis (23/10/2025).

Hasil riset Ecoton juga sejalan dengan temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyebut bahwa mikroplastik di atmosfer berasal dari serat sintetis pakaian, debu ban kendaraan, pembakaran sampah plastik, dan degradasi plastik di ruang terbuka.

Rafika Aprilianti, Kepala Laboratorium Mikroplastik Ecoton, menjelaskan bahwa mikroplastik bisa meningkatkan kadar racun di lingkungan hingga seratus kali lipat dibanding logam berat.

“Permukaan mikroplastik mudah mengikat zat berbahaya seperti logam berat dan bahan kimia lain. Karena itu, dampaknya terhadap kesehatan manusia sangat serius,” jelasnya.

Jenis mikroplastik yang dominan di udara meliputi fiber dan fragmen dengan kandungan polimer seperti poliester, nilon, polietilena, polipropilen, hingga silika.

Sumber utamanya, kata Sofi Azilan Aini, koordinator relawan Ecoton, berasal dari pembakaran sampah plastik yang masih marak di berbagai daerah.

Menanggapi hasil tersebut, Ecoton mendesak pemerintah untuk melarang pembakaran sampah terbuka, memperkuat penegakan hukum lingkungan, dan meningkatkan fasilitas pengelolaan serta pemilahan sampah.

“Tanpa langkah konkret, mikroplastik akan terus mencemari udara yang kita hirup dan air yang kita minum,” tegas Prigi. In.Jo3.nwsia