JAKARTA | klikku.id — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) angkat bicara soal peluang pemanggilan Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB), terkait penyelidikan dugaan korupsi proyek Whoosh.
“Pihak-pihak yang dimintai keterangan siapa saja dan materi pemeriksaannya belum bisa kami sampaikan secara rinci,” ujar Budi Prasetyo, Juru Bicara KPK, dikutip dari Antara, Selasa (28/10).
Budi menegaskan, KPK saat ini masih menelusuri unsur dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek kereta cepat tersebut. “Masih tahap penyelidikan, jadi kami belum dapat mengumumkan lebih jauh,” tambahnya.
Isu dugaan korupsi proyek Whoosh mencuat setelah Mahfud MD, mantan Menko Polhukam, mengunggah video di kanal YouTube Mahfud MD Official pada 14 Oktober lalu.
Dalam video tersebut, Mahfud mengungkap adanya dugaan mark up biaya pembangunan yang nilainya mencapai tiga kali lipat dari harga normal di China.
“Di Indonesia, biaya per kilometer Whoosh mencapai 52 juta dolar AS. Padahal, di China hanya 17–18 juta dolar AS. Ini naik tiga kali lipat. Siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Harus diselidiki,” kata Mahfud.
Pernyataan itu langsung mendapat respons dari KPK. Pada 16 Oktober, lembaga antirasuah tersebut mengimbau Mahfud untuk melaporkan secara resmi dugaan tersebut agar bisa ditindaklanjuti.
Beberapa hari kemudian, Mahfud menyatakan siap dipanggil dan memberikan keterangan kepada KPK. “Kalau diminta, saya siap datang dan memberikan data,” ujarnya pada 26 Oktober.
Sementara itu, KPK mengonfirmasi bahwa penyelidikan dugaan korupsi proyek Whoosh telah berjalan sejak awal 2025. Namun, lembaga itu belum membeberkan siapa saja pihak yang diperiksa dan sejauh mana prosesnya.
Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) yang dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selama ini memang disorot karena pembengkakan biaya dan keterlambatan pembangunan.
Meski sudah beroperasi sejak Oktober 2023, proyek senilai lebih dari Rp120 triliun itu, kini kembali berada di bawah sorotan publik. R3d
