Pendidikan Peristiwa

Selasa, 28 Oktober 2025 - 09:28 WIB

1 minggu yang lalu

logo

Rayakan Sumpah Pemuda dan Bulan Batik, Mahasiswa PCU Rancang Batik Berbasis AI

SURABAYA | klikku.id — Dalam semangat Sumpah Pemuda dan perayaan Bulan Batik Oktober, mahasiswa Petra Christian University (PCU) menghadirkan inovasi unik: motif batik hasil kolaborasi manusia dan kecerdasan buatan (AI).

Kegiatan bertajuk “Sumpah Pemuda: Refleksi Cinta Tanah Air Melalui Batik AI Future Code” digelar di Perpustakaan PCU, Gedung Radius Prawiro Lantai 6, Senin (27/10).

Acara ini juga menjadi bagian dari pameran “Memetik Pucuk Batik” yang berlangsung sepanjang Oktober.

Kepala Perpustakaan PCU Dian Wulandari, S.IIP. menjelaskan, kegiatan ini menjadi simbol perpaduan antara warisan budaya dan teknologi masa depan.

“Kami ingin menjembatani masa lalu dan masa depan melalui karya. Generasi muda menggunakan AI untuk menciptakan motif batik yang relevan dengan zamannya,” ujarnya.

Menurutnya, konsep ini sejalan dengan filosofi pameran Memetik Pucuk Batik yang merepresentasikan generasi muda sebagai “pemetik pucuk” dari pohon tradisi, memanen nilai leluhur dan menumbuhkan inovasi baru agar batik tetap abadi di era digital.

Dosen Desain Komunikasi Visual Dr. Aniendya Christianna, S.Sn., M.Med.Kom., yang menjadi penggagas kolaborasi ini, menyebut kegiatan tersebut bukan sekadar pameran seni, melainkan juga bentuk nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Kami ingin mahasiswa berkreasi lintas disiplin, memadukan penelitian, pengabdian, dan pengajaran melalui media batik,” jelasnya.

Para mahasiswa diajak membuat motif batik kontemporer dengan bantuan AI. Dengan panduan prompt tertentu, mereka mengekspresikan semangat kebangsaan melalui motif bertema Pancasila, Bendera Merah Putih, hingga tokoh nasional seperti W.R. Supratman.

“Lewat cara kreatif ini, generasi muda bisa menghargai budaya sekaligus mengenang jasa pahlawan,” tambah Aniendya.

Selain karya berbasis AI, pengunjung juga dapat menikmati dua wajah batik khas Surabaya dan sejarah kolonial: Batik Dolly dan Batik Belanda.

Batik Dolly menonjolkan nuansa ungu dan motif urban, menggambarkan transformasi kawasan eks-lokalisasi menjadi ruang seni yang hidup.

Sementara Batik Belanda memamerkan motif flora-fauna serta adegan keseharian masa kolonial, merefleksikan perjumpaan dua budaya yang kini menjadi warisan bersama.

Pameran ini menjadi bukti bahwa perpustakaan PCU tak hanya gudang ilmu, tapi juga “living museum” dengan konsep GLAM (Gallery, Library, Archive, Museum) yang membuka ruang bagi generasi muda belajar warisan budaya lewat pengalaman nyata. @Man