SURABAYA | klikku.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi inovasi School Food Care yang dikembangkan siswa SMAN 1 Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Program ini dinilai menjadi contoh pendidikan berbasis ketahanan pangan yang berkelanjutan sekaligus sarana pembelajaran kewirausahaan bagi pelajar.
“Ini pertama kalinya saya mengunjungi School Food Care di SMAN 1 Pandaan. Sangat lengkap dan beragam, ada berbagai jenis sayuran, kolam ikan, bahkan kebun pisang,” ujar Khofifah dalam keterangannya di Surabaya, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, inisiatif tersebut sangat relevan dengan semangat ketahanan pangan nasional yang tengah digencarkan pemerintah. Melalui program ini, siswa tidak hanya menerima teori, tapi juga belajar praktik langsung menanam, merawat, dan mengelola hasil pertanian.
“Sesuai arahan Presiden Prabowo tentang ketahanan pangan, kita mulai menanamkan semangat menanam sejak di sekolah. Harapannya, lahir generasi yang sehat, berkarakter, dan berprestasi menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Khofifah.
Ia menambahkan, kegiatan School Food Care bukan sekadar gerakan menanam, melainkan bagian integral dari proses belajar-mengajar di sekolah.
“School Food Care bisa dimasukkan dalam praktik pembelajaran. Siswa dapat belajar menanam, merawat, memanen, hingga mengelola hasilnya secara produktif. Ini bukan hanya edukatif tapi juga melatih jiwa wirausaha,” terangnya.
Hingga kini, 29 SMA dan 22 SMK Negeri di Jawa Timur telah menerapkan program serupa dengan berbagai komoditas produktif, seperti sayur-mayur, tomat, cabai, pisang, ubi-ubian, nanas, alpukat, hingga kacang-kacangan.
“Keuletan dan kolaborasi semua pihak di sekolah menjadikan program ini luar biasa. Ada 51 sekolah negeri yang telah menjalankannya,” kata Khofifah.
Sebagai bentuk apresiasi, Pemprov Jatim juga memberikan SMA Award 2025 kepada sekolah berprestasi dalam pengembangan lahan produktif.
“Juara 1 diraih SMAN Tenggarang Bondowoso, Juara 2 SMAN 1 Tanggul Jember, dan Juara 3 SMAN Dampit Kabupaten Malang,” sebutnya.
Khofifah berharap semakin banyak sekolah memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan produktif.
“Dengan cara ini, hasil praktik pertanian sekolah bisa menjadi bagian dari pembelajaran yang nyata dan bermanfaat, baik bagi siswa maupun guru,” tandasnya. R3d
