Kerjasama Pendidikan

Selasa, 23 September 2025 - 07:49 WIB

2 bulan yang lalu

logo

UNAIR Olah Limbah Batik Batu Jadi Ramah Lingkungan, dengan Teknologi Nano-Karbon

Surabaya | klikku.id – Batik Batu makin mendunia, tapi jejak limbah cairnya juga makin mengkhawatirkan.

Limbah dari pewarnaan batik mengandung bahan kimia berbahaya yang berpotensi mencemari air, merusak ekosistem, bahkan memicu penyakit serius.

Tak tinggal diam, Program Studi Rekayasa Nanoteknologi, Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) turun tangan.

Mereka menggandeng para pengrajin batik di Kota Batu untuk mengolah limbah pewarna menggunakan teknologi nano-karbon dari batok kelapa.

“Inovasi ini memanfaatkan limbah kelapa yang dibakar pada suhu tertentu, lalu digiling halus dengan ball mill. Hasilnya berupa material berpori dengan luas permukaan besar sehingga mampu menyerap zat pewarna berbahaya,” jelas ketua tim pelaksana, Tahta Amrillah, PhD, Senin (22/9).

Program pengabdian masyarakat itu digelar Sabtu (20/9) di SLB Eka Mulia, Kota Batu. Sebanyak 21 pelaku UMKM batik ikut ambil bagian.

Mereka diajak praktik langsung membuat nano-karbon, melihat demo penggunaan, hingga menerima paket nano-karbon siap pakai untuk diaplikasikan di rumah produksi masing-masing.

Salah satu pelaku UMKM batik mencoba langsung penerapan nano-karbon dalam proses pengolahan limbah batik

“Saya baru tahu limbah batok kelapa bisa dipakai membersihkan limbah batik. Sangat membantu,” ungkap salah satu peserta.

Yang menarik, kegiatan ini juga melibatkan siswa disabilitas SLB Eka Mulia dalam proses produksi batik. Kolaborasi tersebut bukan hanya soal teknologi, tapi juga pemberdayaan masyarakat secara inklusif.

Wakil Dekan III FTMM, Prastika Krisma Jiwanti, PhD, berharap inovasi ini berlanjut hingga ke tahap hilirisasi.

“Dengan nanoteknologi, pengolahan limbah bisa dilakukan mandiri oleh masyarakat. Industri batik bisa terus berkembang tanpa meninggalkan masalah lingkungan,” katanya.

Selain menyelamatkan lingkungan, inovasi UNAIR ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 6 (air bersih dan sanitasi), poin 12 (produksi dan konsumsi berkelanjutan), dan poin 13 (penanganan perubahan iklim). @Man