Pendidikan Peristiwa

Rabu, 24 September 2025 - 14:49 WIB

2 bulan yang lalu

logo

IIER dan PSPK Gelar Workshop Kawal Keamanan Anak di Ruang Digital

Jakarta | klikku.id – Indonesian Institute for Education Reform (IIER) bersama Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) menggelar rangkaian kegiatan bertajuk Reformer Talk #2 dan Reformer Workshop #2 yang berfokus pada isu keamanan anak di ruang digital.

Kegiatan ini menghadirkan dialog lintas pemangku kepentingan untuk mencari solusi kolektif dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang lebih aman dan kondusif bagi anak-anak Indonesia.

Reformer Talk #2 bertema “Di Balik Layar Gawai: Bagaimana Kita Menjaga Anak-anak Kita dari Risiko Dunia Digital?” digelar secara daring pada 14 Juni 2025 dengan 477 peserta.

Sejumlah pembicara kunci, seperti Mediodecci Lustarini (Kemkomdigi), Pandu Ario Bismo (PSPK), Aretha Ever Ulitua Samosir (Psikolog Anak dan Remaja), serta Claudya Tio Elleossa (Perwakilan Orang Tua), menyoroti dampak penggunaan internet berlebihan dan pentingnya kolaborasi untuk menghadirkan ruang digital yang sehat bagi anak.

Rangkaian berlanjut dengan Reformer Workshop #2 bertema “Di Balik Layar Gawai: Bagaimana Mewujudkan Ekosistem Pendidikan yang Efektif dan Aman?” yang digelar 3 Agustus 2025 secara luring di Jakarta.

Sebanyak 60 peserta dari kalangan praktisi, akademisi, komunitas, dan mahasiswa terlibat aktif dalam diskusi terarah, identifikasi risiko, serta perumusan rekomendasi kebijakan. Workshop ini difasilitasi oleh 10 alumni Indonesia Mengajar.

Sejumlah pembicara kunci seperti Fathiyya Nur Rahmani (PSPK), Sheilla Njoto (Nation Insights), dan Asep Zulhijar (UNICEF), memberikan perspektif terkait dampak budaya digital terhadap kesehatan mental anak serta tantangan sistem pendidikan di era tanpa “penjaga gerbang” informasi.

Menariknya, sesi testimoni menghadirkan delapan siswa dari berbagai sekolah dan komunitas, yang secara jujur mengungkap pengalaman mereka terkait manfaat sekaligus dampak negatif teknologi digital.

Sebagian dari mereka bahkan berharap bisa menunda akses awal terhadap gawai untuk menghindari kecanduan sejak dini.

Kegiatan ditutup dengan presentasi rekomendasi kebijakan yang disusun peserta, disampaikan kepada para pakar seperti Itje Chodidjah (PSPK) dan Santoso (Article 33 Indonesia).

Rekomendasi tersebut diharapkan dapat memperkuat arah kebijakan pendidikan yang adaptif, inklusif, dan berpihak pada anak.

“Melalui dialog dan kolaborasi lintas sektor, kami berharap ekosistem pendidikan Indonesia dapat berkembang lebih inovatif dan aman bagi generasi mendatang,” ujar perwakilan IIER dan PSPK.

Kegiatan ini didukung oleh Paragon Corp, Indonesia Mengajar, Guru Belajar Foundation, Taman School, serta Yayasan Teman Saling Berbagi. R3D