Bangkalan | klikku.id — Dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di wilayah Madura, H. Syafiudin Asmoro, Anggota MPR RI dari Dapil Madura, menyampaikan pesan reflektif tentang arti penting Bahasa Indonesia sebagai perekat persatuan bangsa.
Di hadapan para peserta, H. Syafiudin mengajak generasi muda untuk tidak hanya mengenal, tetapi juga menghargai sejarah lahirnya Bahasa Indonesia. Ia menegaskan bahwa di balik bahasa yang kita gunakan sehari-hari, tersimpan kisah perjuangan tokoh-tokoh bangsa yang berpikir jauh ke depan.
“Tahukah kita, bahwa istilah Bahasa Indonesia itu pertama kali dicetuskan oleh seorang putra Madura, Muhammad Tabrani? Beliau sudah berpikir bahwa bangsa besar ini harus punya bahasa sendiri yang menyatukan seluruh anak bangsa,” ujar H. Syafiudin penuh semangat.
Menurutnya, gagasan besar Tabrani muncul jauh sebelum Sumpah Pemuda 1928. Kala itu, Tabrani yang juga dikenal sebagai wartawan dan aktivis muda, mengusulkan agar bahasa persatuan bangsa dinamakan Bahasa Indonesia, bukan lagi Bahasa Melayu.
Langkah ini bukan sekadar perubahan istilah, tetapi bentuk kesadaran politik dan nasionalisme awal yang kemudian menjadi dasar pengakuan bahasa kita dalam Sumpah Pemuda.
“Bayangkan, ketika sebagian orang masih berpikir lokal, Tabrani sudah berpikir nasional. Ia ingin bahasa yang merepresentasikan kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia,” tambah H. Syafiudin.
Politisi yang akrab disapa Aba Syafi ini menilai, semangat Muhammad Tabrani sejalan dengan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI, terutama Persatuan Indonesia dan Pancasila.
Bahasa Indonesia, katanya, adalah simbol dari jiwa gotong royong dan identitas bersama yang menembus batas suku, daerah, dan agama.
“Kalau kita bicara tentang persatuan, jangan lupa bahwa bahasa adalah kuncinya. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang memerdekakan cara berpikir, memperkuat rasa kebangsaan, dan menjembatani perbedaan,” ucapnya.
Dalam penutup sosialisasi, H. Syafiudin mengajak masyarakat Madura untuk terus bangga dan meneladani semangat para tokoh asal Madura seperti Muhammad Tabrani, yang telah memberi kontribusi besar bagi lahirnya jati diri bangsa.
“Dari Madura untuk Indonesia — itulah semangat yang dibawa Tabrani. Dan itu pula yang harus kita teruskan hari ini, menjaga bahasa, menjaga persatuan,” pungkasnya.
(Anam)
